Tugas CISCO CCNA Chapter 4:
1. Jelaskan cara kerja dan fungsi
dari layer 1 dan layer 2 pada OSI layer!
2. Jelaskan karakteristik dan
sifat-sifat teknologi:
a. Wireless
b. Kabel Tembaga
c. Fiber Optic
3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan
dari:
a. Wireless
b. Kabel Tembaga
c. Fiber Optic
4. Jelaskan jenis-jenis dan
macam-macam:
a. Wireless
b. Kabel Tembaga
c. Fiber Optic
5. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis
konektor Fiber Optic?
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis
standar dari wireless wifi IEEE 802.11?
7. Apa sajakah kelebihan Wimax dibandingkan
Wireless Wifi IEEE 802.11?
8. Apa yang dimaksud dengan Half
Duplex dan Full Duplex serta jelaskan perbedaannya?
9. Sebutkan dan jelaskan macam-macam
topologi LAN?
Jawaban
1. Fungsi dan Cara Kerja dari Layer 1
dan Layer 2
a.
Layer 1
Disebut juga Physical
layer berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode
pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet),
topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga
mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi
dengan media kabel atau radio.
b.
Layer 2
Disebut juga
Data-link layer berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokan
menjadi format yang disebut sebagau frame.Selain itu, pada level ini terjadi
koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya
Media Access Control Address (MAC Address), dan menentukan bagaimana
perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2
beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi lever ini menjadi 2 level anak, yaitu
lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
2.
Karakteristik dan Sifat-sifat Teknologi:
a.
Wireless
Jaringan
Wireless mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jaringan pasa umumnya.
Sifat flesibilitas wireless menjadikan teknologi wireless sebagai salah satu
teknologi utama yang diaplikasikan dalam jaringan telekomunikasi. Komunikasi
lokal wireless memiliki perkembangan dan tumbuh sebagai sektor yang sangat
penting dalam industri telekomunikasi. Pada Jaringan Wireless/Wifi faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kehandalan dari jaringan Wireless. Karena media
transmisinya menggunakan sinyal radio (RF) maka tentunya banyak faktor alam
juga yang mempengaruhi.
Berikut
sifat-sifat gelombang radio pada wireless:
· Panjang Gelombang (Wavelength)
Panjang
gelombang adalah jarak antara 1 ujung puncak gelombang dengan lainnya secara
horizontal. Sinyal ini awalnya di mulai sebagai sinyal AC yang di generate oleh
transmitter/pemancar didalam sebuah Access Point (AP) dan dikirim ke antena,
dimana diradiasikan sebagai gelombang sinus. Selama proses ini, arus mengubah
medan elektromagnetik disekitar antenna, sehingga antenna mengirim sinyal
elektrik dan magnetik.
·
Frekuensi
(Hz)
Frekuensi
menetukan seberapa sering signal terlihat/muncul. Frekuensi biasa di ukur dalam
besaran detik, direferensikan sebagai cycle.
·
Amplitudo
Jarak Vertikal
antara satu puncak gelombang dengan gelombang lainnya adalah amplitudo.
Amplitudo adalah jumlah energy yang di berikan dalam sebuah signal.
·
Daya
Pemancar
Semua radio
akan akan mempunyai daya pancar tertentu. Daya pancar ini menentukan energi
yang ada sepanjang lebar bandwidth tertentu.
·
Sensitivitas
Penerima Radio
Rx adalah
kepanjangan dari “Receive” atau penerima. Semua radio memiliki titik minimal,
dimana jika sinyal yang diterima lebih rendah dari titik minimal tersebut maka
data yang dikirim tidak dapat diterima.
·
Pengutan
Antenna
Pada system
radio/wireless, kita menggunakan antenna untuk mengkonversikan gelombang
listrik menjadi gelombang elektromagnetik yang akan merambat di udara.
Penguatan antenna adalah besarnya penguatan energi yang dapat dilakukan oleh
antenna pada saat memancarkan dan menerima sinyal.
·
Redaman
Dalam sebuah
sistem komunikasi radio ada banyak hal yang memungkinkan terjadinya redaman
pada kekuatan sinyal. Beberapa diantaranya adalah kabel, konektor, anti-petir,
udara (free space), maupun berbagai halangan lain seperti pohon. Semua ini akan
menyebabkan turunnya kemampuan jika tidak di install dengan baik. Dalam system
komunikasi “low power” seperti WiFi ysng rata-rata hanya mempunyai daya pancar
30-100mW saja, maka setiap dB yang dapat kita hemat akan sangat penting
artinya.
·
Radiasi
Daya Pancar
Data yang
dipancarkan dari antenna dapat di ukur dengan dua 2 cara, yaitu:
Effective
Isotropic Radiated Power (EIRP) dalam dBm
= daya di input
antenna [dBm] + oenguatan antenna [dBi]
Effective
Radiated Power (ERP) dalam dBm
= daya input
antenna [dBm] + penguatan antenna [dBd]
Effective
Isotropic Radiated Power (EIRP) biasanya kita gunakan. Kita biasanya membatasi
EIRP sekitar 36dBm. Di Indonesia , kita mengadopsi batasan EIRP yang berbeda
bagi sambungan, Point-to-Point (P2P) dan sambungan Point-to-Multi-Point (P2MP),
menjadi 36 dBm dan 30 dBm.
·
Propagasi
di Udara (Free Space)
Pada saat
sinyal meninggalkan antenna, sinyal akan berprogasi atau lepas ke udara.
Antenna yang akan gunakan akan menentukan bagaimana propagasi akan terjadi.
Pada frekuensi 2.4 GHz sangat penting sekali untuk menentukan agar jalur antara
dua antenna ini tidak ada penghalang. Kita kemungkinan besar akan melihat
adanya degradasi dari sinyal yang berpropagasi di udara jika ada hambatan
dijalur. Pohonan, bangunan, tiang PLN, tower, gunung, semua merupakan contoh
dari penghalang. Tetapi sebagian besar redaman dalam system wireless adalah
redaman karena sinyal harus merambat di udara.
·
Line
of Sight
Memperoleh Line
of Sight (LOS) yang baik antara antenna pengirim dan antenna penerima sangat
penting sekali baik untuk instalasi Point to Point dan Ponit to Multipoint.
Jenis LOS yang biasanya harus di perhatikan dalam instalasi, yaitu:
ü Optical LOS, berhubungan dengan kemampuan masing-masing untuk
melihat.
ü Radio LOS, berhubungan dengan kemampuan penerima radio untuk
“melihat” sinyal dari pemancar radio.
b.
Kabel Tembaga
Kabel tembaga
adalah kabel dengan penghantar tembaga dan biasanyanya dipakai dalam instalasi
tenaga listrik dan alat-alat control, sehingga biasanya disebut kabel
instalasi.
Ada dua jenis
kabel tembaga berdasarkan bahan penghatar, fungsi dan susunan isolasinya
Ciri-ciri kabel
tembaga berdasar bahan penghantarnya:
· Bentuknya padat dan berurat banyak
· Bahan dari alumunium murni dan campuran
Ciri-ciri kabel tembaga fungsi dan susunan isolasinya:
· Untuk keperluan instalasi listrik rumah tinggal, instalasi pesawat
elektronika, panel tenaga dan distribusi.
· Menggunakan isolasi PVC dan XLPE.
Ada tiga hal sifat pokok dari kabel yaitu:
1.
Konduktor:
Merupakan bahan untuk menghantarkan arus listrik.
2.
Isolator:
Merupakan bahan dielektrik untuk menisolasi dari penghantar yang satu dengan
yang lain dan juga terhadap lingkungannya.
3.
Pelindung
luar: Merupakan bahan pelindung kabel dari kerusakan mekanis, pengaruh
bahan-bahan kimia electrolysis, api atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang
merugikan
c.
Fiber Optic
Sistem serat optic memiliki banyak
keuntungan dibandingkan sistem komunikasi berbasis logam. Keuntungan ini
termasuk gangguan, redaman, dan karakteristik bandwidth. Selanjutnya, penampang
relatif lebih kecil dari kabel serat optic memungkinkan ruang untuk pertumbuhan
substansial dari kapasitas dalam saluran yang ada. Karakteristik serat optic dapat
diklsifikasikan sebagai linear dan nonlinear. Karakteristik nonlinear
dipengaruhi oleh parameter, seperti bit rate, channel spacing, dan tingkat
daya. Karaktristik linear meliputi redaman, disperse kromatik (CD), dispersi
mode polarisasi (PMD), dan optic rasio (OSNR) signal-to-noise.
3.
Kelebihan dan Kekurangan dari:
a.
Wireless
Kelebihan
Wireless:
1.
Biaya
pemeliharaan murah.
2.
Pembangunan
jaringan cepat.
3.
Mudah
dikembangkan.
4.
Mudah
dan murah untuk direlokasi.
5.
Infrastruktur
berdimensi kecil.
6.
Berbagai
sumber file dapat dipindah-pindahkan dengan mudah tanpa menggunakna kabel.
7.
Muah
untuk di-setup dan handal sehingga cocok untuk pemakaian di kantor atau di
rumah.
Kekurangan
Wireless:
1.
Kualitas
sinyak akan dipengaruhi oleh provokasi udara, artinya kualitas koneksi saat
cuaca bagus akan berbeda dengan kualitas saat cuaca buruk (jika digunakan
diluar gedung) dan akan dipengaruhi oleh batas-batas dinding gedung.
2.
Mahal
dalam investasi jika dibanding dengan menggunakan kabel.
3.
Kemungkinan
penyadapan koneksi lebih besar terjadi dibanding menggunakan media kabel.
4.
Biaya
peralatan lebih mahal.
5.
Keamanan
data rentan.
6.
Interferensi
gelombang radio.
7.
Delay
(kelambatan) yang sangat besar.
8.
Produk
dari produsen yang berbeda kadang-kadang tidak kompatibel.
b.
Kabel Tembaga
Kelebihan
dari Kabel Tembaga:
1.
Harga
murah
2.
Instalasi
mudah
3.
Mudah
didapat
4.
Flexible
5.
Menggunakan
satu medium untuk semua
Kekurangan dari Kabel Tembaga:
1.
Rentan
terhadap gangguan frekuensi listrik dan radio.
2.
Tidak
dapat mentransmisikan sinyal cahaya.
3.
Kapasitas
bandwithnya kecil
c.
Fiber Optic
Kelebihan
dari Fiber Optic:
1.
Bandwith
lebar
2.
Redaman
kecil
3.
Kebal
terhadap induksi
4.
Keamanan
rahasia informasi lebih baik
5.
Aman
dari bahaya listrik
6.
Penambahan
kanal/kapasitas terpasang lebih mudah
7.
Tidak
ada cakap silang (Crosstalk)
8.
Tidak
berkarat
9.
Lebih
ekonomis
10.
Tanah
temperatur tinggi
11.
Konsumsi
daya rendah
Kekurangan
dari Fiber Optic:
1.
Tidak
menyalurkan energi listrik.
2.
Pda
sistem repeater, transmistter dan receiver perlu pengubahan energi listrik ke
optic dan sebaliknya.
3.
Perangkat
sambung relative lebih sulit, karena terbuat dari gelas silica, memerlukan
penanganan yang lebih hati-hati.
4.
Perangkat
terminasi lebih mahal.
5.
Perbaikan
lebih sulit.
4.
Jenis-jenis dan macam-macam:
a.
Wireless
1.
WiFi
802.11g: Merupakan spectrum dasar yang
paling banyak digunakan untuk menangani permasalahan seputar konektivitas saat
ini, teknologi ini mampu melakukan transfer transfer data hingga kecepatan
maksimal 54Mbps, atau sekitar 6.75 MBps.
2.
WiFi
802.11n: merupakan teknologi WiFi yang
paling cepat, karena mampu menangani transfer data hingga kecepatan maksimal
300 Mbps.
3.
Bluetooth
Standar: perangkat yang paling sering kita
temui gi gadget seperti Handphone maupun perangkat elektronik lainnya, memiliki
kecepatan transfer maksimal hanya 3Mbps.
4.
Bluetooth
3.0: generasi penerus dari Bluetooth standar diatas, teknologi ini
memungkinkan transfer data hingga 24Mbps.
5.
Wigig: hostpot super cepat, memiliki kecepatan sepuluh kali lebuh besar,
yakni Gigabit per detik.
6.
Wireless
USB: memiliki kecepatan transfer hingga 110 Mbps dalan radius 10 meter,
dan pada radius 3 meter, kecepatannya meningkat hingga 4 kali lipat, yaitu 480Mbps.
7.
Wireless
HD: Teknologi ini khusus bagi pencinta film atau penggemar video
berdefinisi tinggi (High Definition), pada jarak 10 meter, kecepatan
transfernya hingga 4 Gbps, namun menurut teori kecepatan transfernya justru
bisa menembus 25Gbps.
8.
Zigbee: Teknologi standar wireless yang dikatakan paling hemat daya
(listrik) karena hanya mampu menghandle transfer data dengan kapasitas kecil
saja, namun teknologi ini memiliki keunggulan yaitu dapat menyampaikan respon
suatu instruksi dengan cepat, contohnya pada remote control.
b.
Kabel Tembaga
Salah
satu contoh kabel tembaga terbagi atas UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP
(Shielded Twisted Pair). Perbedaan dari keduanya adalah adanya pelindung dan
tidak adanya pelindung pada bagian inti konduktornya. Kabel UTP terdiri dari 4
pasang kabel dengan jalinan yang berbeda-beda tiap incinya. Semakin rapat
jalinan tersebut, tingkat transmisi dan harganya semakin tinggi. Kabel UTP ini
menggunakan konektor RJ-45 yang biasa digunakan untuk Ethernet, ISDN, atau
sambungan telepon. Dengan kabel UTP, kita dapat mengirimkan data lebih banyak
dibandingkan LAN.
Sedangkan
kabel STP terdiri dari sepasang kabel yang dilindungi oleh timah, dan
masing-masing kabel tersebut dibungkus oleh pelindung.
c.
Fiber Optic
Jenis-jenis
Fiber Optic:
1.
Step index multimode
Indeks bias
core konstan ukuran Cote besar (50 mikro meter) dan dilapisi cladding yang
sangat tipis. Penyambungan kabel ini mudah karena memiliki core yang besar
terjadi dispresi. Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit
rate rendah.
2.
Graded index multimode
Cahaya merambat
karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan cahaya sejajar dengan
sumbu serat. Dipresi minimum hanya lebih mahal dari serat optic SI karena
proses pembuatannya lebih sulit.
3.
Step index singlemode
Serat optic SI monomode memiliki
diameter core yang sangat kecil dibandingkan ukuran claddingnya. Cahaya hanya
merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optic. Digunakan
untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.
5.
Jenis-jenis konektor Fiber Optic:
Pada kabel
serat optic, sambungan ujung terminal atau disebuat juga konektor, biasanya
memiliki tipe standar seperti berikut:
1.
FC (Fiber Connector):
Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam
menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini
menggunakan sistem drat ulit dengan posisi yang dpaat diatur , sehingga ketika
dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
2.
SC (Subsciber Connector):
Digunakan untuk kabel single mode, denga sistem dicabut-pasang. Konektor ini
tidak terlalu mahal, simple, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya
baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
3.
LC konektor: Menyediakan
desain full-bukti dan ukuran kecil yang sempurna untuk aplikasi high-destiny.
Tersedia dalam simplex atau duplex versi. Konektor LC disediakan denganzirkonia
ferrule 1.25 mm. LC juga menggabungkan mekanisme menempel unik memberikan
stabilitas di gunung rak sistem.
4.
ST (Straight Tip):
Bentuknya seperti bayonet berkunci hamper mirip dengan konektor BNC. Sangat
umum digunakan baik untuk kabel multi mode maupun single mode. Sangat mudah
digunakan baik dipasang maupun dicabut.
5.
Biconic: Salah satu
konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optic. Saat ini sangat
jarang digunakan.
6.
D4: Konektor ini hampir
mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Prbedaannya sekitar 2mm pada
bagian ferrule-nya.
7.
SMA: Konektor ini
merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama-sama menggunakan penutup dan
pelindung. Namun seiring dengan berkembangannya ST konektor, maka konektor ini
sudah tidak berkembang lagi penggunaanya.
6.
Jenis-jenis standar dari wireless wifi IEEE 802.11
1.
Standarisasi IEEE 802.11a
Standarisasi
IEEE 802.11a bekerja pada frekuensi 5GHz mengikuti standard dari UNII
(Unlicensed National Information Infrastructure). Teknologi IEEE 802.11a tidak
menggunakan teknologi spread-spectrum melainkan menggunakan standar frequency
division multiplexing (FDM). Mampu mentransfer data hingga 54 Mbps.
2.
Standarisasi IEEE 802.11b
Standarisasi
IEEE 802.11b saat ini paling banyak digunakan satu. Menawarkan thoroughput
maksimum maksimum dari Mbps (6 Mbps dalam praktek) dan jangkauan hingga 300
meter dilingkungan terbuka. Ia menggunakan rentang frekuensi 2,4 GHz, dengan 3
saluran radio yang tersedia. Transmisi data 5,4 hingga 11 Mbps.
3.
Standarisasi IEEE 802.11c
Standar 802.11c
(disebut WiFi), yang menjembatani standar 802.11c tidak menarik bagi masyarakat
umum. Hanya merupakan versi diubah 802.11d standar tang memungkinkan 802.11d
jembatan dengan 802.11 perangkat yang kompatibel (pada tingkat data link).
4.
Standarisasi IEEE 802.11d
Standar 802.11d
adalah suplemen untuk standar 802.11 yang dimaksudkan untuk memungkinkan
pengunaan internasional 802.11 lokal jaringan. Ini memungkinkan perangkat yang
berbeda informasi perdagangan pada rentang frekuensi tergantung pada apa yang
diperbolehkan dinegara dimana perangkat dari.
5.
Standarisasi IEEE 802.11e
Standar 802.11e
yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan pada tingkat data link
layer. Tujuan dtandar ini adalah untuk menentukan persyaratan paket yang
berbeda dalam hal bandwith dan keterlambatan transmisi sehingga memungkinkan
transmisi yang lebih baik suara dan video.
6.
Standarisasi IEEE 802.11f
Standar 802.11f
adalah rekomendasi untuk jalur akses vendor produk yang memungkinkan untuk
menjadi lebih kompatibel. Ia menggunakan Inter-Access Point Protocol Roaming,
yang memungkinkan pengguna roaming transparan akses beralih dari satu titik ke
titik lain sambil bergerak, tidak peduli apa merek jalur akses yang digunakan
pada infrastruktur jaringan. Kemampuan ini juga hanya disebut roaming.
7.
Standarisasi IEEE 802.11g
Standar 802.11g
menawarkan bandwidth yang tinggi (54 Mbps throughput maksimum, 30 Mbps dalam
praktek) pada rentang frekuensi 2,4 GHz. Standar 802.11g mundur-kompatibel
dengan standar 802.11b, yang berarti bahwa perangkat yang mendukung standar
802.11g juga dapat bekerja dengan 802.11b.
7.
kelebihan Wimax dibandingkan Wireless Wifi IEEE 802.11
Pada dasarnya
WiFi dan WiMax tidak memiliki banyak perbedaan, akan tetapi WiMax memiliki
beberapa keunggulan disbanding WiFi. Berikut beberapa perbedaan WiFi dan WiMax:
1.
Coverage Area
Wifi dapat
melingkupi coverage area beberapa meter saja, yang hanya dapat mencukupi akses
internet hanya pada satu gedung. Lain halnya dengan WiMax, yang memiliki
cakupan converage area lebih luas, yaitu sekitar 50 km.
2.
Fitur
Wimax memiliki
lebih banyak fitur dibandingkan WiFi.
3.
Frekuensi
WiFi
menggunkaan frekuensi 5,8GHz, sedangkan WiMax selain menggunakan frekuensi
5,8GHz, juga menggunakan frekuensi 2,5GHz dan 3,5GHz.
4.
LoS (Line of Sight)
Standar WiMax
memberikan koneksi tanpa memerlukan Los, sedangkan WiFi tidak.
Bila dilihat
dari penjelasan diatas, maka secara garis besar keduanya dapat diintegrasikan
dan overlay (saling melapisi). Kalau integrasi berarti antara WiMax dan WiFi
akan saling mendukung. Keduanya akan saling bersinergi untuk melayani pelanggan
yang lebih besar dan lebih banyak. Namun bila sifatnya overlay atau overlap
dari sisi converge, maka dapat difungsikan saling mendukung (bila satu operator)
dan juga akan saling berlawanan bila berbeda oprator.
8.
Pengertian Half Duplex dan Full Duplex serta perbedaannya
Full-duplex
Dalam
komunikasi full-duplex, dua pihak yang saling berkomunikasi akan mengirimkan
informasi dan menerima informasi dalam waktu yang sama, dan umumnya membutuhkan
dua jalur komunikasi.
Komunikasi
full-duplex juga dapat diraih dengan menggunakan teknik multiplexing, di mana
sinyal yang berjalan dengan arah yang berbeda akan diletakkan pada slot waktu
(time slot) yang berbeda. Kelemahan teknik ini adalah memotong kecepatan
transmisi yang mungkin menjadi setengahnya.
Half-duplex
Half-duplex
merupakan sebuah mode komunikasi di mana data dapat ditransmisikan atau
diterima secara dua arah tapi tidak dapat secara bersama-sama. Contoh paling
sederhana adalah walkie-talkie, di mana dua penggunanya harus menekan sebuah
tombol untuk berbicara dan melepaskan tombol tersebut untuk mendengar. Ketika
dua orang menggunakan walkie-talkie untuk berkomunikasi pada satu waktu
tertentu, hanya salah satu diantara mereka yang dapat berbicara sementara pihal
lainnya mendengar. Jika kedua-duanya mencoba untuk berbisara secara serentak,
kondisi “collision” (tabrakan) pun terjadi dan kedua pengguna walkie-talkie
tersebut tidak dapat saling mendengarkan apa yang keduanya kirimkan.
Perbedaanya adalah dalam komunikasi Full-duplex dapat berkomunikasi dengan
mengirim atau menerima informasi dalam waktu yang sama, sedangkan Half-duplex
tidak bisa berkomunikasi dalam waktu yang sama karena harus bergantian, kalau
keduanya mencoba berkomunikasi dalam waktu yang bersamaan akan terjadi
collision dan tidak bisa berkomunikasi.
9.
Macam-macam Topologi LAN:
Pada topologi
ring setiap komputer dihubungkan dengan komputer lain dan seterusnya sampai
kembali lagi ke komputer pertama, dan membentuk lingkaran sehingga disebut
ring, topologi ini berkomunikasi menggunakan data token untuk mengontrol hak
akses komputer untuk menerima data, misalnya komputer 1 akan mengirim file ke
komputer 4, maka data akan melewati komputer 2 dan 3 sampai di terima oleh
komputer 4, jadi sebuah komputer akan melanjutkan pengiriman data jika yang
dituju bukan IP Address dia.
Topologi
jaringan komputer bus tersusun rapi seperti antrian dan menggunakan Cuma satu
kabel coaxial dan setiap komputer terhubung ke kabel menggunakan konektor BNC,
dan kedua ujung dari kabel coaxial harus diakhiri oleh terminator.
Topologi ini
membentuk seperti bintang karna semua komputer dihubungkan ke sebuah hub atau
switch dengan kabel UTP, sehingga hub/switch lah pusat dari jaringan dan bertugas
untuk mengontrol lalu lintas data, jadi jika komputer 1 ingin mengirim data ke
komputer 4, data akan dikirim ke switch dan langsung dikirimkan ke komputer
tujuan tanpa melewati komputer lain.
Topologi jaringan inilah yang paling banyak digunakan sekarang karena
kelebihannya lebih banyak.
Pada topologi
ini setiap komputer akan terhubung dengan komputer lain dalam jaringannya
menggunakan kabel tunggal, jadi proses pengiriman data akan langsung mencapai
komputer tujuan tanpa melalui komputer lain ataupun switch/hub.
Topologi
jaringan komputer tree merupakan gabungan dari beberapa topologi star yang
dihubungkan dengan topologi bus, jadi setiap topologi star akan terhubung ke
topologi star lainnya menggunakan topologi bus, biasanya dalam topologi ini
terpadat beberapa tingkatan jaringan, dan jaringan yang berada pada tingkat
yang lebih tinggi dapat mengontrol jaringan yang berada pada tingakat yang
lebih rendah.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar